Menikah di Bulan Jumadil Akhir Menurut Islam - Pernikahan merupakan impian yang selalu di dambakan oleh setiap pasangan, sebagai bukti kesungguhan cinta yang tulus antara dua insan yang yang saling mencintai.
Banyak rintangan yang harus dilalui setiap pasangan untuk menuju sebuah pernikahan, tak hanya soal cinta dan kenyamanan, permasalahan materi juga kerap menjadi alasan seseorang untuk menunda untuk menikah.
Jadi, apabila pasangan siap dan materi juga sudah siap, lalu tunggu apalagi untuk menikah, pernikahan bisa dilakukan kapan saja. Lalu bagaimana dengan Menikah di Bulan Jumadil Akhir Menurut Islam?
Menikah di Bulan Jumadil Akhir Menurut Islam
Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam penanggalan kalender Islam atau Hijriah. Nama Jumadil Awal diambil dari kata jumadi yang artinya beku dan dingin, sedangkan awal berarti pertama.
Mengutip buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah karya Ida Fitri Shohibah (2012: 14), dinamakan Jumadil Awal karena bulan ini merupakan awal terjadinya musim dingin di negeri Arab. Pada saat itu, udara yang berembus sangat dingin hingga menyebabkan mata air menjadi beku.
Selain itu, bulan Jumadil Awal juga dikatakan sebagai bulan penuh keistimewaan. Sebab, banyak peristiwa penting dan berkesan yang terjadi di bulan ini. Lantas, apa saja keistimewaan bulan Jumadil Awal?
Merujuk pada buku Keistimewaan Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid (2019: 07), beberapa peristiwa penting dalam Islam yang terjadi pada bulan Jumadil Awal sehingga membuat bulan ini begitu istimewa meliputi:
1. Lahirnya Imam Al Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin
Jumadil Awal merupakan bulan kelahiran beberapa ulama dan awliya besar, seperti Imam Al Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin. Imam Al Ghazali lahir pada pertengahan abad ke-5 Hijriah, tepatnya pada tahun 450 H/1058 M. Sementara Imam Ali Zainal Abidin lahir pada 5 Sya’ban, tepatnya tahun 38 H/658 M.
2. Pertempuran Moota
Pertemputan Moota terjadi pada bulan Jumadil Awal. Moota adalah nama sebuah kota di Suriah yang menjadi tempat terjadinya pertempuran ini.
Nabi Muhammad SAW tidak berpartisipasi dalam pertempuran ini. Rasulullah SAW menunjuk Khalid bin Walid secara langsung sebagai jenderal untuk memimpin Pertempuran Moota.
Ditunjuknya Khalid bin Walid sebagai pemimpin pertempuran, membuatnya mendapatkan julukan sebagai “salah satu pedang Allah”.
3. Nabi Muhammad SAW Menikahi Khadijah
Bulan Jumadil Awal juga menjadi peristiwa paling berkesan yang dialami Nabi Muhammad SAW. Di bulan ini, Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwalid.
Khadijah menjadi perempuan yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW. Khadijah juga menjadi satu-satunya orang yang dititipkan salam oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril saat bertemu Nabi Muhammad SAW.
4. Perang Al Ashirah
Pertempuran yang juga terjadi di bulan Jumadil Awal adalah perang Al Ashirah. Perang ini berlangsung pada tahun kedua hijriah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW.
Beruntung, pertempuran ini tidak berlangsung sengit. Sebab, kala itu terdapat perjanjian damai antara Rasulullah SAW dengan Bani Mudlij dan penyokong mereka yaitu Bani Hamzah.
5. Wafatnya Sahabat Nabi
Beberapa sahabat Nabi juga diketahui wafat di bulan Jumadil Awal, di antaranya:
- Zaid bin Haritsah, sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus pemeluk Islam paling awal dari kalangan bekas budak Nabi Muhammad SAW.
- Ja'far bin Abi Thalib, merupakan putra dari Abu Thalib dan sepupu dari Nabi Muhammad SAW sekaligus kakak dari Khalifah ke-4 yaitu Ali bin Abi Thalib.
- Abdullah Ibn Rawaahah, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.
Bulan Jumadil yang Baik untuk Menikah
Dalam Islam sendiri, bulan Jumadil Awal sebenarnya sama seperti bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah. Bulan Jumadil Awal menjadi kesempatan kita untuk banyak beramal baik dan menjalankan ibadah kepada Allah.
Syariat Islam menyatakan semua hari adalah baik sehingga larangan menikah di bulan Jumadil Awal adalah tidak berdasar. Jadi kita dibolehkan melaksanakan pernikahan atau perayaan yang bersifat halal pada bulan Jumadil Awal.
Islam tidak menganjurkan orang beriman mempercayai adanya hari sial, tanggal sial, atau bulan sial. Sebab tidak ada dalil yang menyebutkan tentang sialnya sebuah waktu dan meyakini adanya larangan di bulan Jumadil Awal untuk menikah bisa dikategorikan sebagai perbuatan thiyarah.
Thiyarah adalah bentuk perbuatan syirik. Rasulullah bersabda, “Thiyarah itu syirik…, Thiyarah itu syirik…, (diulang 3 kali)” (HR.Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan yang lain).
Keyakinan thiyarah juga pernah terjadi di masa Jahiliyah. Dahulu, masyarakat Arab menganggap ada larangan menikah di bulan Syawal.
Untuk melawannya, Rasulullah melaksanakan beberapa pernikahan di bulan Syawal. Dengan demikian, masyarakat kala itu bisa melihat bahwa menikah di bulan Syawal tidak membawa sial sebagaimana yang telah lama diyakini.
Sekian pembahasan tentang Menikah di Bulan Jumadil Akhir Menurut Islam. Semoga dengan artikel ini dapat menambah wawasan kita tentang sebuah pernikahan di Islam pada Bulan Jumadil Akhir